Membangun Ketahanan Informasi Daerah (1)

Kegiatan KIM BIJAK dalam seminar Membangun Ketahanan Informasi Daerah.

LCCK Tingkat BAKORWIL (2)

Peserta Lomba Cerdik Cermat Komutikatif Tingkat BAKORWIL bertujuan untuk meningkatkan peran KIM dalam proses pembangunan di wilayah kelurahan maupun pedesaan dengan penguasaan IT bagi anggotanya.

PERTURA (3)

Menggali budaya melalui ajang Pertunjukan Rakyat (PERTURA) Tingkat Jawa Timur.

OTONOMI AWARD 2016 (4)

Penghargaan Otonomi Award Kota Malang Tahun 2016 menuju Kota yang Ramah dan Bermartabat.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 74 (5)

Rangkaian Kegiatan Dalam Memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan RI ke 74

Tampilkan postingan dengan label Cerita Sukses. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Sukses. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 November 2015

Malang KIM Awards 2015

Malang KIM Awards 2015 Plaza Merjosari 
Setelah melampaui tata cara dan administrasi kegiatan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Akhirnya KIM Tlogomas Kelurahan Tlogomas yang mendapatkan posisi 1 disusul oleh KIM Cenderawasih Kelurahan Kasin dan KIM Purwoagung Kelurahan Purwantoro menempati posisi 2 dan 3. Penyematan penghargaan ini dilakukan pada Sabtu (31/10) di Plaza Merjosari Kelurahan Merjosari Kota Malang oleh Pemerintah Kota Malang. 
KIM Tlogomas Kel . Tlogomas 
Pada sore sebelumnya, 3 (tiga) KIM ini melaksanakan uji trampil dan uji materi yang di pandu oleh Bidang SKDI Dinas Kominfo Kota Malang. Dimana kegiatannya dimulai dari penampilan yel-yel antar KIM, pengenalan materi kegiatan KIM, asah tampil Blog lewat majalah dinding, menjawab pertanyaan dari dewan juri dan diakhiri dengan peragaan fragmen dalam unjuk kebolehan memfasilitasi masyarakat untuk melek informasi. 
KIM Cenderawasih ... fully support with Bu Lurah dan Ketua KIM Cenderawasih

Keberhasilan KIM Tlogomas tidak terlepas dari usaha mengubah paradigma KIM lewat bedah potensi wilayah oleh Kabid SKDI Dnas Kominfo Kota Malang. Dan patut diacungi jempol bahwa kegiatan pembinaan KIM di Malang telah mengubah wadah dan wajah dasar Kelompok Informasi Masyarakat lewat pembinaan terstruktur. 
Selain keberhasilan paradigma, lahirnya Kelompok Informasi Masyarakat baru (KIM Tlogomas Kel Tlogomas, KIM Kanuruhan Kel. Dinoyo, KIM Kendhang Arema Kel. Kedung Kandhang, KIM Parseh Jaya Kel. Bumiayu, KIM OBAMA Kel. Bareng, KIM Kartika Kel. Pisang Candi) membawa dampak munculnya regenerasi pada KIM Cenderawasih Kel Kasin, KIM Purwoagung Kel Purwantoro, KIM Anugerah Kel Lesanpuro dan KIM Lestari Kel. Tunjungsekar. 
Sedangkan KIM BIJAK Kel Bandungrejosari Kec Sukun pada even perhargaan ini mendapatkan penghargaan saja. Terlepas dari tidak tercantumnya pada lomba asah tampil dan trampil, Ketua KIM BIJAK Drs Moch Djaelani mengaku senang, sebab dengan menjadi Juara 1 Tingkat Propinsi pada Lomba Cerdik Cermat dan Komunikatif tahun 2013 silam di Sumenep mewakili Kota Malang telah melahirkan calon calon baru yang akan mewaikili Kota Malang di tahun mendatang. Dan berharap KIM Tlogomas dapat meraih sebagai Juara 1 Tingkat Propinsi pada LCCK 2017. "Sebab kalau sampai tidak juara 1, berarti penghargaan terbaik tahun ini menjadi sia-sia" demikian lanjut beliau. 
Selamat atas penghargaan terbaik di KOta Malang 2015
Untuk itu perlu kembali menata kembali organisasi kemasyarakatan (LK) tingkat Kelurahan, agar dapat menjadi motor penggerak masyarakat. Khususnya dalam rangka mempermudah memperoleh akses informasi, bukan saja menjadi yang terbaik. Inilah tantangan bagi semua. Selamat bagi yang meraih penghargaan. 
Jur/2015


Share:

Sabtu, 09 Agustus 2014

Anak Desa sudah membuat 900 LKM

Ario Rachmono BS
Penggiat KIM Kota Malang
Banyak orang berpikir kreatif ketika berhadapan dengan masalah. Berangkat dari kesulitan mencari modal untuk memperluas kebun ubi jalar di kampungnya, di Baso, Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Masril Koto bertekad membuat bank petani.
Bank inilah yang kemudian mengantarkan pria asli Minang itu memenangi berbagai penghargaan sebagai social entrepreneur. Dengan semangat dan ketekunan, Masril membangun lebih dari 900 bank petani berbentuk lembaga keuangan mikro-agribisnis (LKMA) di seluruh Indonesia. Sistem bank ini juga diadopsi oleh pemerintah dan menjadi cikal bakal Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan Nasional.
Seperti sebagian pria Minang lain, Masril muda merantau ke Jakarta pada 1994. Seorang teman ibunya mengajak Masril, saat itu buruh di Pasar Padang Luar, Bukittinggi, membantunya di usaha percetakan di Jakarta. Tak cuma memproduksi kantong, karena lokasinya dekat dengan kampus Trisakti di Cempaka Putih, pemilik percetakan juga berbisnis jasa fotokopi.
Masril yang hanya tamat kelas 4 SD ini ikut membaca materi-materi kuliah. Pria kelahiran 13 Mei 1974 ini juga belajar berorganisasi dari para mahasiswa. Tempat Masril bekerja menjadi tempat berkumpul para perantau asal Sumbar. "Di Jakarta, saya belajar berorganisasi," ujar Masril.
Setelah empat tahun di Ibu Kota, Masril pulang ke Agam. "Saya tidak tahan melihat kekerasan yang terjadi di saat krisis," kenang Masril.
Setibanya di kampung, dia terkejut mendapati pemuda di kampungnya mulai terkotak-kotak. Ada kelompok perantau dan pemuda yang belum pernah merantau. Melihat kondisi itu, Masril merangkul para remaja untuk bergotong royong membangun lapangan basket. Lapangan ini yang akhirnya menjadi tempat berkumpul para pemuda di kampung Masril. Di situ pula terbentuk organisasi kepemudaan Karang Taruna di kampungnya, Banu Hampu.
Supaya bisa mendanai berbagai kegiatan organisasi, Masril berinisiatif membangun ruko di tanah desa yang akan menjadi milik para pemuda. "Kebetulan ada jalan baru di depan ruko," tutur Masril. 
Untuk membangun enam ruko, Masril berutang ke toko bangunan. Selama dua tahun, uang sewa dari lima ruko dibayarkan ke toko bahan bangunan. Sementara, uang sewa satu ruko sisanya menjadi milik organisasi pemuda di sana yang akhirnya berkembang menjadi Yayasan Amai Setia.

Diundang Bank Indonesia
Masril menikah dengan Ade Suryani yang berasal dari kecamatan berbeda di Agam. Masril mengikuti keluarga istrinya di Nagari Koto Tinggi, Baso. Kembali, Masril menemui berbagai masalah. Satu yang paling mencuri perhatiannya adalah masalah modal memperluas kebun.
Setelah melalui serangkaian diskusi, baik dengan petani maupun instansi pemerintahan terkait, para petani ubi jalar di Baso ingin adanya sebuah bank petani. Masril kembali tampil. "Saya merasa punya talenta berorganisasi," kata dia. 
Demi merintis bank petani, Masril keluar masuk bank di Padang. Ia menanyakan cara-cara mendirikan bank, tetapi ia tak pernah mendapat jawaban memuaskan. "Sepertinya kami tak mungkin membuat bank sendiri," ujar dia.
Tak patah semangat, Masril terus berkonsultasi dengan Dinas Pertanian di kabupatennya. Hingga suatu ketika, ada sebuah pelatihan akuntansi yang diselenggarakan untuk kelompok tani tersebut. Masril pun mendapat kesempatan berkenalan dengan pegawai Bank Indonesia (BI). Merasa bertemu orang yang tepat, dia bertanya segala sesuatu tentang seluk-beluk pendirian bank. Masril pun diundang datang ke kantor BI. 
Masril Koto
"Sekitar 2005, saya baru datang ke BI. Pengalaman pertama saya datang ke gedung perkantoran di kota," ujar dia.
Berbekal penjelasan dari BI, Masril dan para petani segera menyusun rencana membuat bank petani. Dia mengumpulkan modal dari para petani, dengan cara menjual saham, senilai Rp 100.000 per saham. Dari 200 petani di Baso, terkumpul modal Rp 15 juta. Setelah empat tahun melewati perjuangan melelahkan, baru pada awal 2006, bank yang dikelola lima pengurus ini mulai beroperasi. Masril pun ditunjuk sebagai ketua.
Dalam hitungan hari, seluruh modal terserap habis menjadi kredit. Masril kembali bingung karena tak ada uang yang mengendap. Dari situ, dia lantas berpikir perlunya iuran pokok bagi nasabah yang dibayar setahun sekali untuk biaya operasional. Masril juga membuat beberapa produk tabungan, sesuai dengan kebutuhan petani, seperti tabungan pupuk. Oh, iya, agar meyakinkan, Masril yang paham produk percetakan membuat saham dan buku-buku tabungan dan catatan kredit seperti bank pada umumnya.
Keberhasilan bank petani ini segera tersebar luas. Banyak organisasi masyarakat datang ke bank petani ini untuk melakukan studi banding. Bahkan, dalam kunjungannya meninjau gempa di Padang pada 2007, beberapa menteri mampir ke bank petani yang kemudian berubah nama menjadi LKM Prima Tani ini.
Sayang, lantaran tak lagi sepaham dengan visi yang diemban para pengurus LKM, Masril keluar pada 2009. Saat itu aset sudah mencapai Rp 150 juta. "Saya ingin menularkan keberhasilan ini untuk petani lainnya," tutur dia.
Mulailah Masril berjuang seorang diri menjadi relawan. Ditemani sepeda motor kesayangan, dia memperkenalkan konsep LKM agribisnis ini ke kelompok-kelompok petani di Sumatera Barat, tanpa bayaran sepeser pun. "Mereka hanya mengisi bahan bakar sepeda motor saya," kata Masril. 
Pada 2010, seorang warga Jepang menemuinya dan meminta Masril membantu membuat LKM agribisnis untuk 2.000 petani di Sumbar. Ini merupakan pencapaian besar karena rata-rata kelompok tani yang ia kelola hanya setingkat desa, terdiri dari 200 petani. Namanya pun kian berkibar sebagai pencetus bank petani. 
Tak berhenti di Sumbar, Masril juga menularkan konsep bank petani ini ke seluruh daerah di Indonesia. "Saya ingin mengajak petani berdaulat secara pangan dan ekonomi di desanya," katanya. 
Kini, ada sekitar 900 LMK yang telah dibentuk Masril, dengan aset mulai dari Rp 300 juta hingga Rp 4 miliar per LMK. Dia menaksir, total kelolaan dana LKMA secara keseluruhan mencapai Rp 90 miliar dengan 1.500 tenaga kerja yang merupakan anak petani.
Masril yang kini sering tampil sebagai pembicara, sebagai wakil BI atau dosen undangan di berbagai universitas, menargetkan 1.000 LKMA pada 2016. Dia menitikberatkan pendirian LKMA di Indonesia Timur, khususnya daerah yang belum terjamah institusi keuangan.
Semoga ini dapat menginspirasi seluruh kader pemberdayaan masyarakat dan seluruh komponen PNPM Mandir Perkotaan, Komunitas BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) serta LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) 
       
Share:

Rabu, 06 Agustus 2014

Immang, Kandidat Doktor Fisika pada Usia ke-23

Kisah ini banyak terdapat di koran dan majalah luar negeri dan beberapa di Indonesia . . . tak masalah. Yang penting dapatkan sesuatu yang baru .... inspiratif. 


Saya tulis sebagaimana aslinya biar bumbunya dapat teman-teman browsing di Internet ..... 

Makassar - Di balik kesederhanaan dan senyum ramahnya, mungkin tidak ada yang menyangka, Firmansyah Kasim (23) merupakan kandidat Doktor Fisika Partikel Universitas Oxford di Inggris. 
Saat ditemui detikcom di Warkop Bundu, jalan Rusa, Makassar, Senin (4/8/2014), pria yang akrab disapa Immang ini mengaku tidak pernah membayangkan sebelumnya bisa sekolah di luar negeri. Immang merupakan penerima beasiswa dari pemerintah Indonesia, melalui beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). 
Ketika duduk di bangku SMA, di SMA Islam Athirah, putra bungsu pasangan Kasim dan Farida kelahiran 26 Januari 1991 ini pernah meraih medali emas di 38th International Physics Olympiad, Juli 2007 di Isfahan, Iran dan pada April 2007 juga meraih medali emas di Asian Physics Olimpiad (APhO) di Beijing,Tiongkok, termasuk beberapa penghargaan internasional lainnya.
Selain sibuk menimba studi di negeri Ratu Elizabeth ini, Immang merupakan warga Indonesia pertama yang aktif di Lembaga Penelitian Fisika Partikel di Universitas Oxford. Selain itu pula ia juga aktif sebagai peneliti di CERN (Conseil Europe;ene pour la Recherche Nucleaire) laboratorium penelitian Fisika Partikel dan Nuklir terbesar di dunia, yang berada di Jenewa, Swiss. 
Di jurusan Fisika Partikel Oxford ini pula Immang sealmamater dengan fisikawan dunia, Stephen Hawking. Jika tak ada aral menghalang, dalam 2 tahun ke depan Immang akan meraih gelar Doctor Philosopy atau biasa disingkat  DR. Phil bidang Fisika Partikel, gelar kebanggaan alumni Universitas Oxford.
Immang berharap akan semakin banyak anak Indonesia yang mengikuti jejaknya, menimba ilmu di universitas ternama di dunia. Syaratnya, tekun belajar dan pandai memanfaatkan peluang beasiswa sekolah di luar negeri.
"Saya berharap bisa mengabdikan diri untuk bangsa setelah selesai menimba ilmu di Oxford dan semakin banyak pula putra-putri Indonesia yang mendapat kesempatan memperoleh pendidikan berkualitas, seperti di Oxford," pungkas alumnus jurusan Teknik Elektro ITB ini.

Ditulis oleh Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews Senin, 04/08/2014 16:32 WIB
Share:

Buah Kratifitas Anak Muda . . . .

Siang panas .... namun sejuk .... terpikir acara komunitas Pertemuan Forum KIM Jawa Timur. Sambil berkomunikasi dengan rekan rekan satu alumni di SMP 2 Kota Malang yang habis reuni Santu 02/08 kemarin, sampai-sampai tak terasa waktu menjelang makan siang. Iseng buka kabar kabari di face book ketemualah satu cerita nyata ... yach terasa biasa membacanya. Namun dari pengalaman keliling kampung dan sambang kelurahana di Kota Malang, sebenarnya banyak cerita motivasi semacam ini. 
Anak muda yang mengembangkan potensi, menularkan ide, bahkan berinovasi untuk mengupayakan satu langkah untuk negerinya, dengan memanfaatkan internet. Simak baik-baik dan hayati .....

SUASANA ruang tamu di rumah Arfi’an Fuadi, 28, di Jalan Canden, Salatiga, Jawa Tengah, masih dipenuhi nuansa Idul Fitri. Jajanan Lebaran seperti kacang, nastar, dan kue kering memenuhi meja untuk menjamu tamu yang berkunjung.
Di sebelah ruang tamu terdapat ruangan yang lebih kecil. Di dalamnya ada tiga unit komputer. Rupanya, di ruangan kecil itulah Arfi –panggilan Arfi’an Fuadi– bersama sang adik M. Arie Kurniawan dan dua karyawannya mengeksekusi order design engineering dari berbagai negara.
Kiprah dua bersaudara itu di dunia rancang teknik internasional tak perlu diragukan lagi. Tahun lalu Arie memenangi kompetisi tiga dimensi (3D) design engineering untuk jet engine bracket (penggantung mesin jet pesawat) yang diselenggarakan General Electric (GE) Amerika Serikat. Arie mengalahkan sekitar 700 peserta dari 56 negara.
”Lomba ini membuat alat penggantung mesin jet seringan mungkin dengan tetap mempertahankan kekuatan angkut mesin jet seberat 9.500 pon. Saya berhasil mengurangi berat dari 2 kilogram lebih menjadi 327 gram saja. Berkurang 84 persen bobotnya,” ungkap Arie ketika ditemui di rumah kakaknya, Senin (4/8).
Yang membanggakan, Arie mengalahkan para pakar design engineering yang tingkat pendidikannya jauh di atas dirinya.
Misalnya, juara kedua diraih seorang PhD dari Swedia yang bekerja di Swedish Air Force. Sedangkan yang nomor tiga lulusan Oxford University yang kini bekerja di Airbus. ”Padahal, saya hanya lulusan SMK Teknik Mekanik Otomotif,” jelas Arie.
Sekilas memang tak masuk akal. Bagaimana bisa seorang lulusan SMK yang belum pernah mendapatkan materi pendidikan CAD (computer aided design) mampu mengalahkan doktor dan mahasiswa S-3 yang bekerja di perusahaan pembuat pesawat? CAD adalah program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk.
Rupanya, ilmu utak-atik desain teknik itu diperoleh dan didalami Arie dan kakaknya, Arfi, secara otodidak. Hampir setiap hari keduanya melakukan berbagai percobaan menggunakan program di komputernya. Mereka juga belajar dari referensi-referensi yang berserak di berbagai situs tentang design engineering.
”Terus terang dulu komputer saja kami tidak punya. Kami harus belajar komputer di rumah saudara. Lama-lama kami jadi menguasai. Bahkan, para tetangga yang mau beli komputer, sampai kami yang disuruh ke toko untuk memilihkan,” kenang Arfi.
Sebelum menjadi profesional di bidang desain teknik, dua putra keluarga A. Sya’roni itu ternyata harus banting tulang bekerja serabutan membantu ekonomi keluarga. Arfi yang lulusan SMK Negeri 7 Semarang pada 2005 pernah bekerja sebagai tukang cetak foto, di bengkel sepeda motor, sampai jualan susu keliling kampung.
Sang adik juga tak jauh berbeda, jadi tukang menurunkan pasir dari truk sampai tukang cuci motor. ”Kami menyadari, penghasilan orang tua kami pas-pasan. Mau tidak mau kami harus bekerja apa saja asal halal,” tutur Arfi.
Baru pada 2009 Arfi bisa menyalurkan bakat dan minatnya di bidang program komputer. Pada 9 Desember tahun itu dia memberanikan diri mendirikan perusahaan di bidang design engineering. Namanya D-Tech Engineering Salatiga. Saksi bisu pendirian perusahaan tersebut adalah komputer AMD 3000+. Komputer itu dibeli dari uang urunan keluarga dan gaji Arfi saat masih bekerja di PT Pos Indonesia.
”Gaji saya waktu itu sekitar Rp 700 ribu sebagai penjaga malam kantor pos. Lalu ada sisa uang beasiswa adik dan dibantu bapak, jadilah saya bisa membeli komputer ini,” kenangnya.
Setelah berdiskusi dengan sang adik, Arfi pun menetapkan bidang 3D design engineering sebagai fokus garapan mereka. Sebab, dia yakin bidang itu booming dalam beberapa tahun ke depan. ”Kami pun langsung belajar secara otodidak aplikasi CAD, perhitungan material dengan FEA (finite element analysis), dan lain-lain,” jelasnya.
Tak lama kemudian, D-Tech menerima order pertama. Setelah mencari di situs freelance, mereka mendapat pesanan desain jarum untuk alat ukur dari pengusaha Jerman. Si pengusaha bersedia membayar USD 10 per set. Sedangkan Arfi hanya mampu mengerjakan desain tiga set jarum selama dua minggu.
”Kalau sekarang mungkin bisa sepuluh menit jadi. Dulu memang lama karena kalau mau download atau kirim e-mail harus ke warnet dulu. Modem kami dulu hanya punya kecepatan 2 kbps. Hanya bisa untuk lihat e-mail.”
Di luar dugaan, garapan D-Tech menuai apresiasi dari si pemesan. Sampai-sampai si pemesan bersedia menambah USD 5 dari kesepakatan harga awal. ”Kami sangat senang mendapat apresiasi seperti itu. Dan itulah yang memotivasi kami untuk terus maju dan berkembang,” tegas Arfi.
Sejak itu order terus mengalir tak pernah sepi. Model desain yang dipesan pun makin beragam. Mulai kandang sapi yang dirakit tanpa paku yang dipesan orang Selandia Baru sampai desain pesawat penyebar pupuk yang dipesan perusahaan Amerika Serikat.
”Pernah ada yang minta desain mobil lama GT40 dengan handling yang sama. Untuk proyek itu, si pemilik sampai harus membongkar komponen mobilnya dan difoto satu-satu untuk kami teliti. Jadi, kami yang menentukan mesin yang harus dibeli, sasisnya model bagaimana dan seterusnya. Hasilnya, kata si pemesan, 95 persen mirip,” jelasnya.
Selama lima tahun ini, D-Tech telah mengerjakan sedikitnya 150 proyek desain. Tentu saja hasil finansial yang diperoleh pun signifikan. Mereka bisa membangun rumah orang tuanya serta membeli mobil. Tapi, di sisi lain, capaian yang cukup mencolok itu sempat mengundang cibiran dan tanda tanya para tetangga.
”Kami dicurigai memelihara tuyul. Soalnya, pekerjaannya tidak jelas, hanya di rumah, tapi kok bisa menghasilkan uang banyak. Mereka tidak tahu pekerjaan dan prestasi yang kami peroleh,” cerita Arfi seraya tertawa.
Sayangnya, dari 150 proyek itu, hanya satu yang dipesan klien dalam negeri. ”Satu-satunya klien Indonesia adalah dari sebuah perusahaan cat. Mereka beberapa kali memesan desain mesin pencampur cat,” lanjutnya.
Meski punya segudang pengalaman dan diakui berbagai perusahaan internasional, Arfi dan Arie masih belum bisa berkiprah di desain teknik Indonesia. Penyebabnya, mereka hanya berijazah SMK.
”Kalau ditanya apakah tidak ingin membantu perusahaan nasional, kami tentu mau. Tapi, apakah mereka mau? Di Indonesia kan yang ditanya pertama kali lulusan apa dan dari universitas mana,” ujarnya.
Stigma ”hanya berijazah SMK” ditambah sistem pendidikan Indonesia yang dinilai kurang adil itulah yang ikut mengandaskan keinginan Arie melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1 di Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Arie tidak bisa masuk jurusan itu karena hanya lulusan SMK mekanik otomotif.
”Saya ingin kuliah di jurusan itu karena ingin memperdalam ilmu elektro. Kalau mesin saya bisa belajar sendiri. Tapi, saya ditolak karena kata pihak Undip jurusannya tidak sesuai dengan ijazah saya. Padahal, lulusan SMA yang sebenarnya juga tidak sesuai diterima. Ini kan tidak adil namanya,” cetus Arie.
Meski ditolak, Arie tidak kecewa. Bersama sang kakak, dia tetap ingin menunjukkan prestasi yang mengharumkan nama bangsa. Dan itu telah dibuktikan dengan menjuarai kompetisi design engineering di Amerika yang diikuti para ahli dari berbagai negara. Selain itu, mereka tak segan-segan menularkan ilmunya kepada anak-anak muda agar melek teknologi 3D design engineering.
”Ada beberapa anak SMK yang datang ke kami untuk belajar. Sekarang ada yang sudah kerja di bidang itu. Ada juga yang bakal ikut kompetisi Asian Skills Competition sebagai peserta termuda,” jelasnya.
Mereka juga punya keinginan mengembangkan teknologi energi terbarukan. Salah satunya dengan mengembangkan desain pembangkit listrik tenaga angin.
”Kami bekerja sama dengan anak-anak SMK untuk mengembangkan biodiesel dari minyak jelantah. Lalu, Mas Ricky Elson (pembuat mobil listrik yang dibawa Dahlan Iskan dari Jepang, Red) pernah menghubungi lewat Facebook, ingin menjalin kerja sama dengan kami. Tentu saja kami terima,” ungkapnya.
Dengan semua upaya itu, mereka punya satu impian, yakni mengembangkan sumber daya lokal Salatiga untuk menjadikan kota kecil itu pusat pengembangan manufaktur teknologi kelas dunia. Layaknya Silicon Valley di San Francisco, Amerika Serikat.
”Kami ingin membuktikan bahwa Indonesia bisa menjadi pusat industri manufaktur dunia. Terlebih lagi, teknologi 3D printing bakal menjadi tulang punggung industri masa depan. Itulah kenapa 3D design engineering sangat penting,” tandasnya.

Seperti ditulis oleh M. Salsabyl Ad’n, Salatiga

Share:

Kamis, 31 Juli 2014

Cerita Sukses .... surat untuk KIM Grade

assalamualaikum. skamat malam kakak kim.
salam kenal dari kami 
boleh minta saran dan ilmunya gak kak?
apa yang harus kita lakukan agar kim ini terus jalan. dan apa sih motifasinya kalian kim bijak utk terus berkarya? trimakasih sebelumnya
.
......................................
Pembinaan KIM Kota Malang bersama Kepala Dinas Kominfo 
Itulah seberkas kalimat dari rekan-rekan di KIM Grade Dolok Bangkit
Jl. Raya Purwosari - Ngambon Desa Dolokgede Bojonegoro, yang terkirim via email tanggal 30 Juli 2014. Saat saya baru saja bergumul dengan rekan rekan KOMINFO Kota Malang saat siaran langsung JTV dengan pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Tlogomas.
Melayang ingatan saya pada saat saat awal berdirinya KIM BIJAK tahun 2006, lalu pindah pengurus tahun 2010. Lalu teringat lagi saat workshop di Bakorwil Malang dengan narasumber pakar komunikasi dari Universitas Brawijaya tentang perlunya pengembangan sisi jurnalistik pada kegiatan KIM. Bahkan saat itu dipancing oleh beliau bahwa kalau ada bukti otentik tulisan penggiat KIM di Surat Kabar terkemuka, beliau janjikan generasi keduanya akan diberikan kemudahan untuk masuk dan menikmati bangku kuliah di Universitas Brawijaya.
Namun bukan itu yang menjadikan saya menulis balasan ini, namun lebih dahulu menggiatkan rekan rekan KIM di Jawa Timur untuk berbagi ilmu mengembangkan KIM didaerahnya masing masing. Dapat saling berbagi dan bersyukur bila ada fasilitas dari Pemda Propinsi atau pun Kota Kabupaten di tempat rekan-rekan beraktifitas, untuk dipertemukan dalam forum KIM ataupun studi banding dan lain-lain. Sehingga harapan dapat membantu Pemerintah Daerah dalam penyediaan informasi yang aktual dan komunikatif segera dapat terwujud.
Juga tersirat pada balasan ini, rasa terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kota Malang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kementrian Kominfo Republik Indonesia yang telah memberikan kepada rekan rekan KIM (Kelompok informasi Masyarakat) dalam pengembangan proses pembelajaran pengelolaan sistem “berkomunikasi dengan rakyat (Communication with the people)”.
Jawaban surat nya tertulis pada email balasan sebagai berikut :
................................
Satu hal yang memotivasi saya, khususnya saat "mengambil" KIM dari kepengurusan sebelumnya adalah bahwa saya melihat satu aspek ekonomi dan kesejahteraan dalam kegiatan ini. Apalagi didorong oleh semangat rekan rekan dinas saat menjemput saya dalam kegiatan ini. 
Semangat dengan menguasai informasi kita menguasai dunia, mengharuskan saya bekerja keras mendorong kawan kawan saya -waktu itu- untuk mengolah ulang atau mendaur ulang kegiatan pengelolaan informasi. Berbicara saja tidaklah menghasilkan sesuatu, tanpa adanya tindakan. Untuk itu diskusi awal adalah bagaimana membuat satu kegiatan yang "wah" dengan biaya ringan namun mempunyai dampak luas. Saat itulah, menimbang pengalaman rekan rekan yang lulus LCCK Propinsi tahun sebelumnya, bersepakat kami mengembangkan KIM lewat pengembangan media. Saat itu kami melihat potensi dikembangkannya media komunikasi dan informasi berupa Radio Komunikasi. 
Program INI POHONKU Kabupaten Lumajang bersama
KIM dan Humas Kabupaten Lumajang 2014
Berbekal pengalaman salah satu pengembang radio, kami bersepakat dengan perangkat seadanya, mendirikan radio DUTA SWARA. Nah inilah yang membuat kami booming di Kelurahan Bandungrejosari, yakni kami berbicara pada seluruh perangkat Kelurahan utamanya pak Lurah bahwa beliau diminta untuk meresmikan radio kami. Dan pada saat diresmikan itulah kami siapkan properti (seragam dll) sendiri serta kami undang komunitas radio sekeliling kami dan tentu saja Dinas Kominfo Kota Malang. Itulah yang kemudian menjadi pemicu awal kami berkegiatan, satu kata satu jiwa membela namanya informasi yang jujur aktual dan komunikatif. Sesuai dengan arti kata BIJAK , berdayakan Informasi yang jujur aktual dan komunikatif
Berjalannya waktu, komunikasi kami dengan dinas dan semua elemen di Kelurahan Kecamatan dan Kota kami berdayakan melalui agen informasi KIM BIJAK, yakni saya dan beberapa rekan rekan yang kebetulan adalah Tokoh Masyarakat. Dan sejalan dengan itu pula, juara demi juara kami raih sampai dengan Juara I LCCK Propinsi Jawa Timur tahun 2013. Dan masih terngiang di telinga saya waktu Pakde Karwo memberikan komentar ....... LUAR BIASA. Dan itulah yang mendorong gerobak ..... bukan pula gerbong mengingat kami masih kecil .... masih lapak ..... masih pengepul, untuk tetap melaju terus. Step by step kami pun merambah dinding lain dengan menjadi nara sumber. Mulai dari Bakorwil (ada W/Shop tahun 2013) dan Rakorsungram pada Dinas Kominfo Propinsi Jawa Timur (2014) dan beberapa kegiatan di tingkat RT RW dan komunitas. 
LCCK Propinsi Jawa Timur Tahun 2013
Kalaulah terbayang sisi indahnya, kita juga dapat bercerita tentang sisi lain dari mata uang recehan. Mulai biaya sendiri, akomodasi dibiayai oleh fans, cemoohan kanan kiri .... sampai yang tidak didukung karena menghabiskan biaya, tidak efektif, arogan dan bahkan provokator pun kami dah jalani. Namun itu malah membuat kami pintar, terpacu dan terus ngompori rekan rekan KIM Kota Malang dan bahkan kami berusaha sharing dengan kawan kawan di kota Kabupaten lain ( lihat artikel Pohon Persahatan bersama KIM dan HUMAS Kabupaten Lumajang). Baik lewat Blog , email, kunjungan langsung di lapangan, kunjungan ke lokasi kantor dan operasional . . . bahkan kami memasukkan beberapa ide di beberapa kegiatan komunitas untuk bersama kami membagi informasi dari berbagai macam kegiatan. Di Kota Malang kami berusaha untuk membangun pengelolaan informasi dari AREMA RESCUE, Komunitas Bank Sampah Malang, Komunitas Kader Lingkungan Hidup, Aktivis Bambu Nusantara, Aktivis Sanitasi Masyarakat, Komponen Fasiltator PNPM, Kelompok Ibu-Ibu yang terafiliasi dengan Kesehatan, Kader Pemberdayaan Masyarakat, Program Pos daya  dan Bank UMKM Kota Malang .... dan terakhir dengan LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat) Universitas Kanjuruhan Kota Malang dan Universitas Merdeka Malang. 
Monev Kegiatan KIM dari Kementrian Kominfi Jakarta 2014
Mungkin itu dulu yang bisa kami bagikan untuk rekan rekan ..... karena masih banyak yang harus kami ceritakan. Tapi bukan berarti nanti rekan rekan menyikapinya dengan salah, namun saya dan rekan rekan KIM BIJAK sedang berupaya bagaimana bisa BOOMING dan punya akselerasi terhadap nilai tambah. Yakni mengelola satu kegiatan ekonomi yang praktis, dimana hasilnya, harapannya, ...... luar biasa namun bisa tetap bisa jalan-jalan membuka market yang lebih luas dan berusaha mandiri. Setelah itu kami bisa bersanding dengan Pemerintah Kota Malang dalam memberikan informasi dari bawah, lebih sistematis, aktual dan mudah diakses oleh masyarakat. 
Studio Radio Duta Swara, KIM BIJAK
Kelurahan Bandungrejosari Kota Malang 
Salam untuk rekan rekan KIM Grade Dolok Gede Bojonegoro .... tak penat kami untuk membela informasi yag akurat jujur dan komunikatif. 
Itulah juga yang memberangkatkan salah satu personil yang paling bersemangat di team KIM BIJAK Kelurahan Bandungrejosari ke Malaysia bersama dengan KIM Tujuah koto Kabupaten Limapulukoto Sumatra Barat, dan KIM Akar Mina Kota Belitung serta Kadinas Kominfo Kota Manado bersama rekan-rekan Kementrian Kominfo Republik Indonesia dari tgl.  21 sd 25 Juni 2014.

Semoga bermanfaat .......

Share:

Pengunjung

Hallo Bandungrejosari

Hippam News

Kalimat BIJAK

Untuk sukses, Anda harus menemukan sesuatu sebagai pegangan, sesuatu untuk memotivasi Anda, sesuatu untuk menginspirasi Anda.

Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kunci kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang Anda lakukan, Anda akan sukses.

Definition List

3R
3R singkatan dari reuse, reduce, dan recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Recycle berarti mengolah kembali (mendaur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

ADINDA
Adinda singkatan dari :
Akses informasi
Diskusi
Implementasi
Networkling
Diseminasi informasi
Aspirasi


Pengikut

Theme Support